Potensi Baik itu Ada

secercah cahaya

Setiap orang pasti punya potensi kebaikan masing-masing kok, sekalipun zhahir-nya sama sekali tidak mencerminkan demikian. Setiap orang tidak selamanya menjadi jahat layaknya sinetron di televisi yang sekalinya jahat, jahat terus sampai akhirnya menjadi baik karena beberapa hal: sinetron itu tamat jadi si jahat bertobat, ada kecelakaan sampai hilang ingatan, atau si jahat ini terkena adzab ilahi.

Ada sisi lain dari seseorang, yang kadang sisi itu tertutupi hingga akhirnya ia muncul dengan tiba-tiba, tanpa diduga-duga, dan itu yang membuat orang lain menjadi bahagia. Sisi yang selama ini terpendam dalam hatinya, tertanam dalam fitrahnya, dan tersimpan dalam nuraninya. Iya, sisi untuk menjadi orang baik, untuk menjadi manusia seutuhnya.

Mungkin kadang kita berpikir sinis terhadap beberapa orang, tapi ternyata Allah angkat tabir penutup orang tersebut hingga akhirnya nampaklah kebaikannya, yang ternyata itu jauh mengalahkan kita.

Ada orang yang kalau dilihat hobinya guyon nggak jelas, pacaran lagi. Tapi diam-diam ia menyumbangkan paling banyak untuk pengadaan karpet musholla.

Ada orang yang kalau dilihat gayanya hedon, cerminan anak gaul kekinian banget deh. Tapi diam-diam ia belajar tahsin di musholla sampai jam 10 malam.

Ada orang yang kalau dilihat gayanya awut-awutan, gaya aktivis jalanan plus mahasiswa proyekan. Tapi diam-diam ia selalu datang mentoring paling pagi, paling siap untuk menerima materi.

Duh, dan siapalah kita yang berhak menghakimi seseorang lewat pengetahuan kita yang terbatas? Jangan-jangan, malah kita sendiri yang ternyata jauh di bawah mereka. Kita mengira diri ini sudah baik padahal sama sekali tidak. Karena mungkin selama ini kita terihat baik karena Allah tutupi keburukan-keburukan kita. Atau jangan-jangan, karena ternyata selama ini kita adalah sepandai-pandainya penyembunyi aib? Karena ternyata kita pelaku maksiat dalam senyap? Entahlah. Biar hati ini saja yang menjawabnya.

Surabaya, waktu dhuha.

23/3/2015

image source: panoramio

Published by

Regin Iqbal

penuntut ilmu | pengagum sejarah | penggemar detective conan

Leave a comment